4 Cara Instant Membuat Anak Berhenti Merengek namun Berpengaruh Buruk dalam Pembentukan Karakternya

Posted by WANOASRI on 5:16 AM with No comments

I


Sahabat Ummi, anak rewel bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Penyebabnya bermacam-macam, diantaranya: anak merasa tidak nyaman dengan suasana, anak menginginkan sesuatu atau anak ingin mendapatkan perhatian orang tua.
Saat anak rewel tidak semua orangtua bisa bersikap bijak menyikapinya. Terutama saat orangtua sedang dalam kesibukannya. Karena itulah terkadang orangtua menggunakan jurus yang dirasa jitu untuk membuat anak segera diam dan tidak lagi rewel. Tanpa disadari, ternyata hal ini bisa berdampak buruk dalam pembentukan karakter anak.
Dan berikut ini adalah 4 cara instant yang dilakukan orangtua untuk membuat anak berhenti merengek namun berpengaruh buruk dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak:
1.  Membentak, memukul atau menggunakan cara kasar lainnya
Cara ini dilakukan orangtua dengan maksud agar anak segera diam dan tidak lagi rewel. Padahal membentak mengakibatkan ribuan sel otak anak yang seharusnya berkembang  menjadi layu dan mati. Apalagi mencubit dan memukul.
Selain menyakiti fisik sang anak, hal ini juga tentu saja akan menyakiti hati dan perasaan anak. Sebagai efek jangka panjangnya, anak akan tumbuh menjadi sosok yang takut dalam mengambil keputusan, tidak berani mengeluarkan pendapat atau justru mengikuti perilaku orangtua yaitu memiliki kepribadian yang pemarah dan ringan tangan (mudah memukul).
2. Memberikan HP atau game
Cara ini terkesan aman, namun sebenarnya menjadi awal dari masalah yang lain karena menimbulkan potensi anak menjadi kecanduan game. Saat anak menjadi pecandu game, maka dia akan enggan bersosialisasi dan menjadi kurang gerak. Dirinya akan sibuk dengan dunianya sendiri.
Apalagi jika jenis game nya sarat dengan kekerasan, tentu akan berpengaruh pada karakter sang anak.
3. Membohongi anak
“Nanti mama belikan sepeda kalau adek berhenti menangis”. Orangtua menginginkan anak berhenti menangis atau rewel dengan memberikan janji sebuah imbalan. Namun setelah sehari dua hari janjinya tak juga ditepati. Saat anak menagih, orangtua berkelit dengan seribu satu cara. Berdalih menunggu gajian atau hal lainnya dan mengharapkan anak lupa dengan janjinya. Anak akan mendapatkan kesimpulan bahwa orangtua telah berbohong. Secara tidak langsung orangtua telah mengajarkan kepada anak untuk mudah berjanji namun tidak memiliki komitmen untuk menepati.
4. Menakut-nakuti
Menakut-nakuti anak terkadang dilakukan oleh sebagian orangtua untuk meredakan tangisan anak. Misalnya: “Awas jangan nangis, nanti ada ondel-ondel datang lhoh”. Anak yang sejak awal memang sudah takut dengan pengemis yang datang ke rumah dengan mengenakan kostum ondel-ondel, akan langsung diam.
Sejatinya, diamnya karena ketakutan. Sementara orangtua menganggap masalah sudah selesai saat anak berhenti menangis. Padahal, trauma kejiwaan anak justru menjadi lebih parah.
Sahabat Ummi, hendaknya dalam menenangkan anak janganlah mengambil jalan pintas seperti diatas. Sekilas memang memberikan solusi, namun sebenarnya hanyalah solusi sementara. Akan muncul masalah baru yaitu munculnya perilaku anak yang pemarah, penakut, pembohong atau pecandu game.
Dalam mendidik dan membesarkan anak memang diperlukan ekstra kesabaran. Hendaknya orangtua dapat menenangkan anak dengan kesabaran, pelukan dan kata-kata yang lembut.
Selain itu, juga diperlukan ilmu. Karena itu, sebaiknya orangtua memperkaya diri dengan ilmu parenting dan juga ilmu lainnya yang selaras dengan pendidikan anak. Termasuk dalam hal ini terus mempelajari Al-Qur’an karena Al-Qur’an mengajarkan berbagai hal dalam kehidupan, seperti kesabaran, tanggung jawab orang tua, dan lainnya.
Semoga bermanfaat.
Profil Penulis:
Nama pena: Artisha ( Nama asli: Artis Hardiyati )
Categories: